"Belimbing wuluh" sangat bagus apabila ditanam di
dataran rendah, mulai dari tempat-tempat yang tingginya satu meter diatas
permukaan laut sampai kira-kira 300 meter."
PENYIAPAN TANAH UNTUK PENANAMAN
Apabila ditanam di daerah pegunungan hasilnya tidak akan
bagus, karena suhu yang rendah akan menghambat pembentukan buah, sehingga tidak
dapat masak pada waktunya, dan ukurannya akan tetap kecil saja serta rasanya
tidak enak. "Belimbing wuluh" minta tanah yang gembur dan subur.
Bibit-bibit "belimbing wuluh" harus ditanam dalam lubang tanaman
berukuran 1 x 1 meter yang berkedalaman setengah meter. Pada waktu menggali
lubang tanaman, lapisan tanah yang tadinya terletak di bagian atas harus
ditumpuk di suatu tempat tersendiri, sedangkan lapisan tanah yang terletak di
bawahnya ditumpuk di tempat lain yang tersendiri pula. Kemudian biarkanlah
semuanya berangin-angin begitu saja selama tiga minggu.
Lubang tanaman harus digali kira-kira satu bulan sebelum
bertanam. Begitu lubang selesai digali, cobalah menuangkan air, sampai penuh ke
dalam lubang tadi. Apabila sebentar kemudian air becek sudah hilang lagi
merembes ke bawah, maka ini berarti suatu tanda bahwa tanah tadi memang sudah
bagus. Namun apabila sampai lama sekali tergenang dalam kubangan, maka tempat
itu tidak bagus untuk menanam "belimbing wuluh", karena pembentukan
akar akan terhambat sirkulasi udaranya (air conditioning) macet, dan daun
"belimbing wuluh" akan kuning-kuning rontok, nanti kesulitan ini dapat
diatasi dengan menggali selokan pengeringan buntu.
Namun, apabila tanahnya memang bagus, maka lubang tadi tetap
harus betul-betul dibiarkan berangin dulu selama tiga minggu. Setelah itu,
tanah galian yang tadinya ditumpuk, dikembalikan lagi ke dalam lubang menurut
susunan semula, yang bawah kembali ke bawh yang atas kembali ke atas. Tanah
atas ini dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kandang kering yang sudah
dingin, sebanyak dua kaleng minyak tanah, sebelum dimasukkan ke dalam lubang
lagi. Dan memang nantinya bakal penuh sampai melending ke atas.
Tunggulah dua minggu lagi Tunggu ambles lagi. Barulah bibit
"belimbing wuluh" boleh ditanam.
PENYIAPAN BIBIT "BELIMBING WULUH".
Bibit "belimbing wuluh" biasanya diperoleh dengan
jalan mencangkok, menempel atau mengokulasi. Waktu penanaman bibit
"belimbing wuluh" yang tepat adalah pada permulaan musim hujan,
supaya nanti pada akhir musim kalau sudah kekurangan air, bibit itu sudah kuat
dan tahan menghadapi kekeringan musim kemarau, karena saat-saat ini sudah banyak
membentuk akar.
PEMINDAHAN BIBIT "BELIMBING WULUH" KE TEMPAT
PENANAMAN.
Bibit "belimbing wuluh" yang biasanya berupa
puteran dalam keranjang yang tidak dipotong daun-daun dan ujung akarnya,
ditanam dengan menggali lubang dulu di atas gundukan tanah melending yang agak
ambles tadi yang besarnya harus sesuai dengan lingkaran keliling yang ditempati
akar-akar samping dari bibit tadi.
Menanam bibit "belimbing wukuh" tidak boleh
terlalu dalam. Tempatkan batang tanaman itu persis di tengah-tengah lubang
supaya akar-akarnya mengembang ke daerah seputarnya dapat sama rata menemukan
tanah gembur yang sudah diberi pupuk kandang tempo hari. Mengisikan tanah
diantara susunan akar-akar tadi harus hati-hati dan sedikit-sedikit. Apabila
sudah tertimbun sebagian tekanlah sedikit dengan tangan, sebelum ditimbuni
tanah lebih lanjut sapai penuh. Apabila sudah penuh, barulah boleh
diinjak-injak dengan kaki supaya bibit itu lebih kuat menancap di atas tanah.
Apabila ingin menanam "belimbing wuluh" lebih dari
satu batang di pekarangan yang agak luas, jarak tanam antara yang satu dengan
yang lain minimal enam meter.
PEMELIHARAAN TANAMAN "BELIMBING WULUH".
Pada hari-hari pertama sesudah ditanamkan, bibit tadi harus
dilindungi dengan atap rumbia atau daun kelapa.
"Belimbing wuluh" yang ditanam demikian sudah
dapat berbunga dan berbuah setelah berumur tiga sampai empat tahun dan
berbuahnya tidak terikat kepada sesuatu musim tetapi setiap waktu sepanjang
tahun dapat saja berbunga dan berbuah.
Namun, sejak berumur satu tahun, harus diberi pupuk tambahan
yang banyaknya sesuai dengan kebutuhan. Terutama umur satu sampai sepuluh tahun
pertama, pohon "belimbing wuluh" harus mendapat pupuk yang cukup,
supaya di kemudian hari tidak terlanjur menderita kekurangan makanan.
Semakin cukup mendapat makanan pada masa pertumbuhan, maka
makin besarlah daya tahan pohon "belimbing wuluh" terhadap serangan
hama penyakit.
Hama "belimbing wuluh" yang terkenal adalah lalat
buah Dacus pedestris (Docus dorsalis) yang suka menyerang buah-buah di waktu
muda. Hama ini menyerang dan menghabiskan pucuk-pucuk daun sehingga pohon itu
dapat gundul. Apabila hama merajalela, dan daun-daun jadi gundul semua,
pembentukan buah dapat terganggu karena buah yang menempel pada batang dan
cabang memerlukan naungan. Ulat-ulat harus diberantas dengan semprotan larutan
0,2 % tepung DDT.
MANFAAT "BELIMBING WULUH".
Untuk pekarangan yang kering, pohon "belimbing
wuluh" merupakan lumbung perbendaharaan jamu-jamu yang lumayan. Manfaat
"belimbing wuluh" antara lain:
1. Sari daun "belimbing wuluh" dapat dimanfaatkan
sebagai obat demam.
2. Sari bunga "belimbing wuluh" yang direbus dapat
diminum sebagai obat batuk asalkan merebusnya dengan santen dan diminum waktu
masih hangat-hangat kuku.
3. Ranting-rantingnya yang mudah dilumat dengan bawang merah
boleh dipakai sebagai tapel.
4. Buah "belimbing wuluh" dapat dimanfaatkan
sebagai bumbu masak, sambal, dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai manisan yang
rasanya sangat enak dan segar. Buah "belimbing wuluh" juga dapat dimanfaatkan
untuk menghilangkan noda dan dapat juga untuk mencuci tangan yang kotor.
Selamat mencoba menanam kawan, semoga bermanfaat bagi kita semua.